Pengarep
Kelasku baru saja selesai. Sesaat setelah dosenku mengucapkan salam, aku langsung meninggalkan ruang itu. Kalau saja tidak karena diancam harus berhenti sekolah, mungkin hari ini aku tak kuliah lagi. Ada hal penting sore ini. Hal yang selalu kunanti setiap tahun. Juga yang selalu kupersiapkan setiap kedatangannya. Hanya butuh beberapa detik aku sampai di depan sebuah vespa biru. Kuambil helmku dan bersiap memakainya. Tapi, ah... Kepalaku gatal sekali. Setelah garuk-garuk kupakai helmku. Aku tak punya banyak waktu. Vespa tua itu segera kugeber. Menuju tempat yang sedari tadi menghantuiku di kelas. *** Petikan-petikan gitar sudah terdengar dari luar. Usai kuparkir motor kesayanganku, aku langsung masuk. Sekali lagi, waktuku tak banyak. Terakhir Bimo mengabariku sudah grup kelimapuluh tiga yang tampil. Begitu sampai di dalam. Bimo dan Aryo sudah di atas panggung, siap dengan gitar masing-masing. Tanpa pikir panjang, segera kusandang gitar dan berdiri di depan mikrofon. Tak be