Apel dari Cirebon
Siang terasa lama beranjak. Matahari masih bertahta di atas kepala. Itu artinya, masih lama pula waktuku untuk menunggunya berjalan menuju peraduannya. Emak bilang, aku harus sabar. Aku harus kuat. Karena ini memang hari terakhir, besok aku boleh makan minum sepuasnya lagi. Bahkan di waktu pagi saat aku bangun tidur, aku sudah boleh meneguk tajin asin-asin manis racikan emak. Sementara itu, sekolah sudah lama libur. Walhasil, tak ada kegiatan lain di waktu pagiku selain menunggui benda kotak yang sedari tadi memendarkan cahaya dengan beraneka gambar yang muncul di layarnya. Bukan hanya acaranya, saat puasa begini, iklan bisa jadi hal yang dinantikan. Akhirnya, yang dinanti itu tiba, warna merahnya langsung menggugah mata beratku. Potongan belimbing, kiwi, dan stroberi kian membuatnya semarak dan memanjakan mata. Juga hadir beberapa embun menempel pada dinding-dinding baskom bening itu sebagai jaminan utama kesegarannya. Menetes lalu meluncur dengan mulus. Aku bahkan bisa m